Pages

Monday, April 22, 2013

Pembangunan dan Pengembangan potensi ekonomi kreatif di Bogor (tugas softskill)



Bappeda Kota Bogor; sebagai lembaga perencana pembangunan daerah, bertugas untuk mendukung tercapainya mekanisme koordinasi yang baik antara ketiga aktor dalam pengembangan ekonomi kreatif. Salah satu upaya dukungan Bappeda Kota Bogor adalah bekerja sama dengan konsultan swasta dalam bentuk upaya pengembangan ekonomi kreatif di Kota Bogor melalui kegiatan Kajian Pengembangan Tematik Potensi Ekonomi Kreatif Kota Bogor Tahun Anggaran 2012. Kajian ini menekankan pada strategi perencanaan dan aksi pengembangan 15 subsektor industri kreatif yang berfokus pada penciptaan barang dan jasa dengan mengandalkan keahlian, bakat dan kreativitas sebagai kekayaan intelektual.
Letak geografis Kota Bogor memiliki peluang cukup besar bagi pengembangan ekonomi kreatif dibanding kota/kabupaten lain di Provinsi Jawa Barat. Letak wilayah Kota Bogor berdekatan dengan Jakarta sebagai Pusat Pemerintahan dan pintu keluar masuk ekspor impor. Kedekatan jarak tersebut berdampak terhadap perilaku pasar dan konsumen yang memilih barang tidak saja berdasarkan fungsi, melainkan juga pada kenyamanan, identitas dan gaya hidup. Tingginya jumlah penduduk Kota Bogor menjadi peluang pasar dan jumlah konsumen bagi komoditi 15 subsektor industri kreatif. Cukup banyak pelaku dan usaha 15 subsektor industri kreatif tersebar di 6 Kecamatan se-Kota Bogor, terutama produksi bersifat non massal yang memanjakan selera konsumen lebih secara personal.
Kajian ini menganalisa subsektoral unggulan ekonomi kreatif di Kota Bogor melalui tiga pendekatan, yaitu berdasarkan jumlah perusahaan, berdasarkan jumlah tenaga kerja yang terlibat dan berdasarkan jumlah produk yang dipasarkan. Melalui data survei diketahui 5 subsektoral ekonomi kreatif yang memiliki potensi untuk berkembang yaitu desain, fesyen, , kerajinan, kuliner dan musik. Berdasarkan jumlah perusahaan, data hasil survei terhadap 30 sampel perusahaan, subsektoral fesyen dan kerajinan merupakan subsektoral yang memiliki jumlah paling banyak yaitu masing masing 10 perusahaan atau 33,33% dari total. Selanjutnya disusul subsektoral kuliner dengan jumlah 7 perusahaan atau 23,33%, kemudian musik 2 perusahaan atau 6,67% dan paling sedikit desain dengan jumlah satu perusahaan atau 3,33%.
Namun jika dilihat dari jumlah tenaga kerja tidak tetap, jumlah terbanyak adalah subsektoral fesyen dengan jumlah 126 orang atau 68,48%, disusul kerajinan 22 orang atau 11,96%, music 20 orang atau 10,87%, kuliner 14 orang atau 7,615 dan desain 2 orang atau 1,09%. Berdasarkan dari tujuan pemasaran, subsektor yang menjadi unggulan adalah kerajinan, disusul fesyen dan kuliner. Berdasarkan hal tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ekonomi kreatif yang ada di kota Bogor yang paling unggul adalah ekonomi kreatif subsektor fesyen. Kemudian yang masuk kedalam subsektoral calon unggulan adalah kerajinan dan kuliner (Buku Kajian Pengembangan Tematik Potensi Ekonomi Kreatif Kota Bogor 2012).



tanggapan:
Menurut saya, dengan adanya pembangunan di dalam bidang ekonomi industri kreatif ini tentu merupakan cara yang tepat untuk memberikan peluang bagi wirausahawan. Dalam pembangunan ini tentunya diperlukan sarana dan prasarana pendidikan non formal berbasis industri kreatif dan penguatan kualitas penguasaan teknologi dan komputer di bidang industri kreatif. Pembangunan ini akan mendorong penciptaan produk kreatif berbudaya lokal baik dari dalam maupun luar daerah. Hal ini merupakan cara pembangunan dan pengembangan yang baik dan sangat berguna.
 

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright 2012 Just the way I am :p. Powered by Blogger
Blogger by Blogger Templates and Images by Wpthemescreator
Personal Blogger Templates